Black Moustache

Tetap Haus Dalam Mengasah Kemampuan Diri

 

Membagikan tulisan saya yang dibuat di Newsletter VDMS saat itu sekitar bulan Mei/April 2022. Saya bercerita tentang pengalaman saya sebagai anak muda dan juga membagikan sedikit cerita yang mungkin bisa menginspirasi teman-teman saya di VDMS. Saya kemudian berniat mengupload tulisan tersebut di blog ini dalam versi original (belum masuk ke penyuntingan dan editan). Versi lebih bagus bisa dilihat pada foto ya


Kesuma Anugerah Yanti, akrabnya dipanggil Yanti, merupakan lulusan dari Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat yang juga merupakan alumni VDMS. Yanti saat ini bekerja sebagai seorang peneliti dan fasilitator masyarakat yang berfokus pada Urban Inclusivity Project di Banjarmasin. Selain itu, Yanti juga kerap kali mengikuti program pertukaran pemuda maupun aktif melakukan kegiatan pemberdayaan pemuda. 


Kegiatan tersebut tak jauh dari aktivitas yang telah dilakukannya sejak mulai memasuki masa perkuliahan dulu, mengantarkan Yanti hingga meraih karir dan berbagai prestasi yang saat ini didapatkannya. Bagi Yanti, sebagai anak muda, kita harus selalu mencari berbagai kesempatan sampai kelak menemukan passion kita sesungguhnya, bisa jadi passion tersebut tidak sejalan dengan apa yang sedang kita pelajari di bangku kuliah. Akan tetapi, hal tersebut adalah sebuah proses dalam pencarian jati diri dan perkembangan menuju masa depan. 



Semasa SMA, Yanti tidak seaktif waktu dia kuliah, dimana hanya berfokus pada nilai akademi saja. Sejak memasuki dunia kuliah, dia tersadar bahwa sudah saatnya dia melakukan dan mencari sesuatu yang baru dan menelusuri lebih dalam tentang apa yang bisa dia lakukan untuk orang sekitarnya sebagai anak muda. Tepat di tahun 2014, memasuki kuliah semester satu, Yanti mencoba mengikuti berbagai kegiatan volunteering, aktivisme, maupun kegiatan komunitas anak muda. Bukan hanya soal kegiatan sosial saja, hampir berbagai hal pernah dia coba, dia juga pernah mendirikan komunitas berbasis photography di Instagram yang saat ini sudah memiliki followers lebih dari 10K. Selain itu, dia juga kerap mengikuti kegiatan kepemudaan, baik yang fokus untuk pengembangan anak muda, volunteering dalam aksi sosial, lingkungan, dan masyarakat, maupun kegiatan pertukaran budaya dengan orang luar. Tak hanya itu, dia juga sempat mencoba untuk menjadi tour guide bagi pendatang di Kota Banjarmasin. 


Berbagai kegiatan tersebut, tentunya mengasah dan meningkatkan skill bagi dia yang mungkin tak terlihat dan tak bisa terhitung. Misalnya saja kemampuan berkomunikasi, public speaking, networking, dokumentasi, event dan program management, maupun public relation. Tentunya skill tersebut, dia dapatkan di luar bangku kuliah, yang mengantarkannya hingga karirnya saat ini. Mungkin terdengar sederhana, tetapi hal yang paling sulit pada kala itu adalah untuk membagi waktu dengan berbagai komunitas yang diikuti dan dengan pelajaran di kuliah. Hal yang Yanti lakukan adalah dengan berusaha untuk menjaga semuanya agar tetap seimbang, dengan membagi waktu dan mengetahui mana yang menjadi prioritas utama. 


Sebagai anak muda, yanti percaya bahwa kesempatan saat ini terbuka lebar untuk kita semua jika kita ingin dan mau mencari tahu dan membuka diri untuk terus “haus”. Haus disini artinya adalah kita tidak mudah puas dengan apapun pencapaian kita dan apa yang kita miliki atau kita ikuti saat ini. Di luar sana, bisa jadi banyak yang jauh lebih berpengalaman dari kita yang tentunya skillnya akan lebih banyak dibandingkan kita. Maka dari itu, sebagai anak muda teruslah untuk mengeksplor berbagai kegiatan yang bisa diikuti, mungkin nanti kita akan tersadar bahwa ada poin dimana satu atau dua kegiatan tidak lagi cocok untuk kita, dan kita semua akan ada di titik “menemukan passion” yang sesungguhnya. Hal tersebut lumrah kiranya terjadi seiring dengan berjalannya waktu dan tentu saja hal itu bisa berubah lagi seiring dengan pengetahuan dan skill yang makin meningkat. Bisa jadi saat kerja nanti, kita tiba-tiba mempunyai passion lain yang kita rasa memang cocok untuk mengembangkan karir, belum lagi perkembangan zaman saat ini sangat beragam, banyak hal-hal baru yang muncul.


Bagi Yanti, kemampuan berbahasa inggris itu sangat diperlukan sebagai anak muda yang hidup di zaman serba modern ini. Tentu saja hal tersebut mengantarkannya untuk mengikuti berbagai program pertukaran pemuda maupun kegiatan leadership academy dari program Internasional. Pada tahun 2017, Yanti mencoba sebuah peruntungan program internship ke Thailand, dimana dia berkesempatan mengajar matematika dengan bahasa inggris disana, selain itu tak lupa dia menyelipkan budaya maupun bahasa Indonesia.


Nah kemampuan bahasa inggris yang dimiliki Yanti pun awalnya hanya sedikit, akan tetapi dia terus berusaha untuk belajar dan praktik dengan konsisten. Kunci utama dari belajar bahasa adalah dengan terus menggunakannya sehingga akhirnya jadi terbiasa, hal ini juga mengantarkan Yanti mendapatkan beasiswa belajar Bahasa Spanyol di Colombia pada tahun 2018. Hingga saat ini, Yanti sudah menguasai bahasa Inggris dan Bahasa Spanyol, yang tentunya menjadi dua bahasa yang memiliki native speaker yang banyak di dunia.


Dari pengalaman volunteernya, Yanti memiliki kemampuan yang mungkin awalnya tidak disadari yaitu misal bagaimana melakukan kegiatan di masyarakat, bagaimana pendekatan dengan masyarakat, bagaimana berkomunikasi dengan mereka yang tinggal di low-income area. Berbagai kegiatan tersebut terus mengasah kemampuan Yanti dalam Community Development, nah tentu saja itu menjadi sebuah titik pencapaian yang bisa “dijual” dalam berbagai program anak muda saat ini. 


Sebagai anak muda, sudah semestinya kita memiliki portofolio yang bagus, apalagi dalam kegiatan pengembangan masyarakat. Hal ini bisa membukakan pintu baru untuk kita semua dalam berbagai kesempatan. Misalnya saja, pengalaman yanti di pengembangan masyarakat membawanya meraih beberapa prestasi dari mewakili Kalimantan Selatan dalam Program Australia-Indonesia Youth Exchange Program, YSEALI Smart Cities Regional Workshop, YSEALI Women Leadership Academy, TUMI Summer School, dan Global Urban Leader Program. Berbagai macam prestasi dan pencapaian tersebut tentunya dia dapatkan dengan “menjual” pengalaman yang ia miliki dari aktivitas pengembangan masyarakatnya.


Nah maka dari itu, sebagai anak muda teruslah berusaha untuk menggali dan mencari tahu apa saja yang bisa dikembangkan lagi dalam diri kita. Kemampuan apa saja yang kita butuhkan untuk mencapai karir kita di masa depan. Persiapkan sejak dini, karena pengalaman seperti ini memang tidak terasa atau bisa dihitung, akan tetapi bisa menjadi nilai plus kita yang bisa kita masukan ke dalam portfolio maupun CV nanti ketika melamar pekerjaan. 


Share:

0 komentar