Hello guys! Como estas?
estoy bien y estoy muy feliz!! estoy aqui escribe mi blog en Sao Paolo, Brazil. Por favor para mi espanol :)
So....
Kisah baru perjalanan ku selanjutnya akan sering ku ceritakan disini.
Sekitar bulan april - juni 2018, aku mencoba lagi menggapai mimpi ku, aku mencoba lagi merangkai apa yang pernah aku impikan di tahun lalu. Aku pikir tahun ini bukan juga menjadi keberuntunganku, aku sering pasrah pada keadaan dan menyadari diriku ini tidak ada apa-apanya dibandingkan orang lain, jadi wajar saja pikirku jika aku tak lolos lagi.
Aku mencoba lagi mengikuti program ELE FOCALAE 2018, program untuk belajar berbahasa spanyol sekitar 4 bulan di Colombia yang diselenggarakan oleh pemerintah Colombia dengan full biaya dari tiket, visa, asuransi, biaya kuliah, hingga akomodasi. Siapa yang tidak tertarik dengan program yang luar biasa ini, aku saja pertama kali tahu dari teman ku Mateo, seorang asli Argentina yang kini sudah hampir 3 tahun di Indonesia.Dia memperkenalkan ku dengan Fauzan, temannya yang pada tahun 2016 menerima beasiswa ini. Aku banyak dibantu oleh Ka Fauzan, memang diriku ini agak sedikit bawel apalagi banyak pertanyaan-pertanyaan yang ku tanyakan kepada Ka Fauzan, untung saja dia orang yang baik, mau menjawab segala pertanyaan konyol ku.
Dokumen-dokumen mulai ku lengkapi, aku mulai juga menabung dari biaya gajih ku bersama KAKIKota dan biaya beasiswa ku dari salah satu yayasan dari belanda aku coba tabung. Aku melengkapi segala persyaratan, terutama Medical Check Up yang lengkap dari urin, darah, rontgen, dll. Biaya MCU nya cukup menguras uang ku jujur saja, tapi sekali lagi tidak ada perjuangan yang biasa-biasa saja untuk menggapai sebuah impian yang besar. Pada saat MCU adalah hari dimana pembukaan Festival Nyawa Sungai, aku berusaha membagi waktu dan juga ditambah berpuasa karena mengambil darah.
Semua dokumen ku telah lengkap dan aku mengirimkannya ke panitia penyelenggara, beberapa hari kemudian aku menunggu pengumuman selanjutnya, setiap malam aku hampir begadang karena menunggu email dari mereka, perbedaan zona waktu membuat ku setiap hari semakin gelisah dan takut, ya aku takut gagal sampai tahap dokumen. Tahun lalu aku hanya bisa sampai tahap interview, tahun ini aku mencoba dan ketakutan ku semakin bertambah.
Sampai tiba-tiba malam-malam aku dapat email, jadwal interview dan besok paginya aku harus siap-siap interview. Aku mencoba tidak tidur dan berusaha belajar pada essay-essay yang ada di dokumen yang telah aku kirimkan, belajar tentang negaranya, belajar tentang bahasanya, dan terutama belajar untuk berusaha agar meyakinkan diri.
Interview berjalan agak lancar, karena awal-awal memperkenalkan diri tiba-tiba jaringan interbet ku mati dan untung saja didekat rumah ku ada ponsel, aku lansung berlari dan mengisi simpati ku (Mohon maaf iklan nih) . setelah bergabung lagi ke grup call skype, aku lalu diberikan beberapa pertanyaan, dan tak lupa ku tambahkan sedikit bahasa spanyol yang aku bisa untuk berbincang-bincang, meskipun aku tahu grammar ku masih berantakan hehe.
Pada tanggal sekitar 27 Juni 2018, aku mendapatkan notifikasi LOLOS program ELE FOCALAE, tangan ku bergetar, mataku berair, rasanya semua usahaku terbayarkan, rasanya aku semakin dekat dengan mimpi ku. aku menangis dihadapan orang tuaku,aku langsung mengabarkan teman2 KAKIKota, mengabarkan Pak Arief juga tak lupa sekaligus bertanya soal visa dan lainnya.
Sampai tiba saatnya, hari ini aku menulis sedang sendirian di Bandara Sao Paolo, Brazil. Sedikit lagi perjalanan ku menuju Bogota, Colombia. Sedikit lagi mimpi ku menjadi nyata.
Sebelum tiba di Brazil terlebih dahulu aku transit di Dubai, ada banyak kejadian haru ketika aku dari Jakarta menuju Dubai. Ketika tiba dengan menggunakan salah satu pesawat domestik, dari Banjarmasin menuju Jakarta. Aku membawa satu tas jinjing dan tas laptop ke kabin. Tas jinjing ku ini isinya adalah indomaret berjalan (iklan lahi mohon maaf) , ya bagaimana tidak isinya sektar 25 bungkus mie instan, 1 royko, 2 buah sepatu, 1 jacket, 5 buah buku banjarmasin, sabun cuci, softex, dll. Banyak bukan? Berat sekali !! apalagi jauh banget ketika turun dari pesawat menuju ke tempat pegambilan bagasi. Beberapa kali langkah ku terhenti, sampai tiba-tiba ada mas-mas yang merupakan orang sulsel juga seperti bapaku menghampiri ku untuk menolong mengangkatkan tas indomaret berjalan ku ini. Btw mas-mas ini duduk disebelah ku saat di pesawat, dia juga yang membantu menaruhkan tas ku ini waktu di dalam pesawat. Lalu dia membawakan dan mengarahkan aku ke tempat klaim bagasi, aku menunggu sangat lama disini. Sambil kebingungan dan mulai gugup, ku tanyakan kepada mba-mba Siti "mba siti mohon maaf untuk bagasi banjarmasin sudah habis ya?" Sudah mba sisa yang itu jalan saja lagi, sahut mba siti. "Waduh tas saya mana ya mba?" tasnya seperti apa mba, tanya mba siti. lalu kertas kalim bagasi saya diambil, kemudian saya menunggu lagi, lamaa sekal. Mba siti lainnya datang dan saya tanyakan lagi serta jelaskan saya belum dpaat bagasi saya. Mba siti lainnya lalu menunjukkan sebuah foto "Mba ini ya tasnya? mohon maaf mba tasnya ikut di pesawat surabaya, tapi sebentar lagi pesawatnya mendarat kok mba" . WHAAAAATTT?? mulai gugup, lalu aku menjawab "Mba saya mau ekdubai jam 12 ini, saya juga belum check in, saya juga harus mencari suttle bus untuk pindah terminal, bagaimana ya mba tas saya ini, kalau saya tidak ke terminal 2 saya kapan lagi check in dan mengurus hal lainnya?" Lalu mba citilink memina nomor handphone saya dan meminta saya menunggu di terminal 2 katanya nanti temannya akan mengantarkan ke sana. Lalu aku selalu memegang handphone ku, makan malam pun tidak sempat, karena harus berjlaan menuju terminal sky train, menunggu sky train dan kemdian ke terminal 2. Aku lalu ke bagian informasi dan mba informasi menyarankan saya lansung ke emirates dan checkin. Aku lalu meninggalkan teman Aku dari TT Jakarta yang sudah baik menjemput Aku diterminal 1 hingga mengantar ke terminal 2, nama dia Ilham.
Setibanya di emirates, saya mencoba jelaskan semuanya.
Mas-mas emirates " wah kita tidak ada kerjasama mba dengan citilink, update dari citilink nya seperti apa mba? mba ada kertas kalim bagasi nya tidak?"
Aku : "wah tadi kertasnya diambil pak, katanya nanti orang citilink mengantarkan kesini, tapi ini pesawatnya baru mau landing pak"
mba mba emirates : "kita juga sudah mau ttutp check in bagasi 3 menit lagi, apakah mba mau terbang tanpa bagasinya itu, atau mengundur jadwal penerbangan?"
Aku : "saya tidak bisa lagi mba membeli tiket dan ini tiketnya juga langsung, saya juga harus sampai di bogota tanggal 21 mba"
Mas mas emirates : " ya sudah mba, kalau memang mau terbang bagasi yang ini saja dulu kemudian mba ttd perjanjian terbang tanpa bagasi, dimana ini bukan kesalahan pihak emirates"
Aku : "iya mas, kira2 kalau citilink nitip dipenerbangan lainnya bisa gak ya mas"
mas mas emirates : " kalau yang begitu kita hanya bisa sampai brazil mba, karena dr brazil ke bogota sudah bukan pihak emirates yang mengelola dan kita kemungkinannya nanti bagasi nya hilang kalau tidak ada yang mengurus ketika ke bogotanya"
aku : "berarti tidak bisa ya mas kalau dikirim dipenerbangan lain, ini masih sempat kan mas, tungguin ya mas sampe org citi linknya samoe"
mas mas emirates : "ada update dari pihak sana gak mba?"
aku : "ini bagasinya lagi loading mas dan lagi dicarikan"
mas mas emirates : " ya sudah mba kita beri waktu sampe 12.10 ya harus nyampe sini bagasinya"
aku : "baik mas, jadi saya tunggu dsni atau ke imigrasi dan ke gate dlu mas?"
mas mas emirates : " mba ke imigrasi dan langsung ke pesawat aja, dsni tulis nmr mba, passport boadrding pass, dll kita scan dlu ya mba" kemudian mas2 mengcopy dokumen2 lengkap
mba mba emirates : "mba mau ngapain ke bogota mba? mau belajar ya?"
aku : " iya mba, baju saya selama 4 bulan disana semua mba, saya gak tau sampe bogota nanti pake baju apa, saya cuma punya baju yg di badan saja lagi mba"
mas mas emirates : " ya sudah mba ke imigrasi dan langsung ke pesawat saja dlu, kita tungu dsni nanti bagasiny masuk manual saja karena sistem sudah tutup"
aku : " iya mas terimakasih banyak ya mas" kemudian menuji imigrasi dan ditanya2
kemudian menangis sepanjang gate, nelfon mama makin nangis lagi, sampe pintu depan pesawat maish nangis, pramugari bule cewe langsung bilang "oh no dear, jangan nangis"
mas mas citi nelfon : "mba saya diterminal dua mba dimana "
aku : "diterminal 2 mas, cepat pesawat saya mau take off"
mas mas citi " iya terminal 2 mana mbaaaaa"
aku : "mas kan tau saya naik emirates, tentunya di kebarangkan, keberangkan itu ada di lantai 2 , anda petugas bandara masa tidak tahu dimana?"
mas mas citi : " iya iya mba ini saya menuju kesana, mba nya dimana "
aku : " mas langsung ke emirates saja urus disana dan katakan dari citilink yang bagasinya tadi ketinggalan, saya sudah di pesawat"
beberapa menit kemudian tak ada kabar
lalu ada whatsapp dari mas mas citi mengirimkan foto bagasi saya dengan cap emirates, saya berhenti menangis dan langsung menflon orang tua saya
beberapa lama kemudian mas-mas emirates mendatangi syaa membeirkan kertas klaim bagasi baru yang berisi 2 bagasi.
Alhamdulillah
setelah waktu makan tiba, pramugari cantik mendatangi saya lagi dan duduk di bawah, "kamu kenapa menangis, oh dear please jangan nangis lagi yaa" terus gue explain soal semuanya, lalu dia bilang, "tenang sayang mereka akan mengirimkan bagasi mu dipenerbangan selanjutnya kalau memang belum sempat, jangan nangis lagi yaa"
Begitulah drama bagasi terjadi :'(
terimakasih kepada pihak emirates yang sangat sangat membantu dan baik sekali serta pelayanan yang sangat rama, terharu saya, sampe saya di dubai saja masih ditelfon buat make sure bagasi saya benar :'( terimakasih banyak pihak emirates di indonesia.
Oke perjalanan saya selanjutnya masih amat panjang, drama ini saja bisa membuat saya menangis dan tentunya banyak pelajaran yang saya dapat ambil. sampai jumpa dicerita saya selanjutnyaaaaaaa
See you!!!
estoy bien y estoy muy feliz!! estoy aqui escribe mi blog en Sao Paolo, Brazil. Por favor para mi espanol :)
So....
Kisah baru perjalanan ku selanjutnya akan sering ku ceritakan disini.
Sekitar bulan april - juni 2018, aku mencoba lagi menggapai mimpi ku, aku mencoba lagi merangkai apa yang pernah aku impikan di tahun lalu. Aku pikir tahun ini bukan juga menjadi keberuntunganku, aku sering pasrah pada keadaan dan menyadari diriku ini tidak ada apa-apanya dibandingkan orang lain, jadi wajar saja pikirku jika aku tak lolos lagi.
Aku mencoba lagi mengikuti program ELE FOCALAE 2018, program untuk belajar berbahasa spanyol sekitar 4 bulan di Colombia yang diselenggarakan oleh pemerintah Colombia dengan full biaya dari tiket, visa, asuransi, biaya kuliah, hingga akomodasi. Siapa yang tidak tertarik dengan program yang luar biasa ini, aku saja pertama kali tahu dari teman ku Mateo, seorang asli Argentina yang kini sudah hampir 3 tahun di Indonesia.Dia memperkenalkan ku dengan Fauzan, temannya yang pada tahun 2016 menerima beasiswa ini. Aku banyak dibantu oleh Ka Fauzan, memang diriku ini agak sedikit bawel apalagi banyak pertanyaan-pertanyaan yang ku tanyakan kepada Ka Fauzan, untung saja dia orang yang baik, mau menjawab segala pertanyaan konyol ku.
Dokumen-dokumen mulai ku lengkapi, aku mulai juga menabung dari biaya gajih ku bersama KAKIKota dan biaya beasiswa ku dari salah satu yayasan dari belanda aku coba tabung. Aku melengkapi segala persyaratan, terutama Medical Check Up yang lengkap dari urin, darah, rontgen, dll. Biaya MCU nya cukup menguras uang ku jujur saja, tapi sekali lagi tidak ada perjuangan yang biasa-biasa saja untuk menggapai sebuah impian yang besar. Pada saat MCU adalah hari dimana pembukaan Festival Nyawa Sungai, aku berusaha membagi waktu dan juga ditambah berpuasa karena mengambil darah.
Semua dokumen ku telah lengkap dan aku mengirimkannya ke panitia penyelenggara, beberapa hari kemudian aku menunggu pengumuman selanjutnya, setiap malam aku hampir begadang karena menunggu email dari mereka, perbedaan zona waktu membuat ku setiap hari semakin gelisah dan takut, ya aku takut gagal sampai tahap dokumen. Tahun lalu aku hanya bisa sampai tahap interview, tahun ini aku mencoba dan ketakutan ku semakin bertambah.
Sampai tiba-tiba malam-malam aku dapat email, jadwal interview dan besok paginya aku harus siap-siap interview. Aku mencoba tidak tidur dan berusaha belajar pada essay-essay yang ada di dokumen yang telah aku kirimkan, belajar tentang negaranya, belajar tentang bahasanya, dan terutama belajar untuk berusaha agar meyakinkan diri.
Interview berjalan agak lancar, karena awal-awal memperkenalkan diri tiba-tiba jaringan interbet ku mati dan untung saja didekat rumah ku ada ponsel, aku lansung berlari dan mengisi simpati ku (Mohon maaf iklan nih) . setelah bergabung lagi ke grup call skype, aku lalu diberikan beberapa pertanyaan, dan tak lupa ku tambahkan sedikit bahasa spanyol yang aku bisa untuk berbincang-bincang, meskipun aku tahu grammar ku masih berantakan hehe.
Pada tanggal sekitar 27 Juni 2018, aku mendapatkan notifikasi LOLOS program ELE FOCALAE, tangan ku bergetar, mataku berair, rasanya semua usahaku terbayarkan, rasanya aku semakin dekat dengan mimpi ku. aku menangis dihadapan orang tuaku,aku langsung mengabarkan teman2 KAKIKota, mengabarkan Pak Arief juga tak lupa sekaligus bertanya soal visa dan lainnya.
Sampai tiba saatnya, hari ini aku menulis sedang sendirian di Bandara Sao Paolo, Brazil. Sedikit lagi perjalanan ku menuju Bogota, Colombia. Sedikit lagi mimpi ku menjadi nyata.
Sebelum tiba di Brazil terlebih dahulu aku transit di Dubai, ada banyak kejadian haru ketika aku dari Jakarta menuju Dubai. Ketika tiba dengan menggunakan salah satu pesawat domestik, dari Banjarmasin menuju Jakarta. Aku membawa satu tas jinjing dan tas laptop ke kabin. Tas jinjing ku ini isinya adalah indomaret berjalan (iklan lahi mohon maaf) , ya bagaimana tidak isinya sektar 25 bungkus mie instan, 1 royko, 2 buah sepatu, 1 jacket, 5 buah buku banjarmasin, sabun cuci, softex, dll. Banyak bukan? Berat sekali !! apalagi jauh banget ketika turun dari pesawat menuju ke tempat pegambilan bagasi. Beberapa kali langkah ku terhenti, sampai tiba-tiba ada mas-mas yang merupakan orang sulsel juga seperti bapaku menghampiri ku untuk menolong mengangkatkan tas indomaret berjalan ku ini. Btw mas-mas ini duduk disebelah ku saat di pesawat, dia juga yang membantu menaruhkan tas ku ini waktu di dalam pesawat. Lalu dia membawakan dan mengarahkan aku ke tempat klaim bagasi, aku menunggu sangat lama disini. Sambil kebingungan dan mulai gugup, ku tanyakan kepada mba-mba Siti "mba siti mohon maaf untuk bagasi banjarmasin sudah habis ya?" Sudah mba sisa yang itu jalan saja lagi, sahut mba siti. "Waduh tas saya mana ya mba?" tasnya seperti apa mba, tanya mba siti. lalu kertas kalim bagasi saya diambil, kemudian saya menunggu lagi, lamaa sekal. Mba siti lainnya datang dan saya tanyakan lagi serta jelaskan saya belum dpaat bagasi saya. Mba siti lainnya lalu menunjukkan sebuah foto "Mba ini ya tasnya? mohon maaf mba tasnya ikut di pesawat surabaya, tapi sebentar lagi pesawatnya mendarat kok mba" . WHAAAAATTT?? mulai gugup, lalu aku menjawab "Mba saya mau ekdubai jam 12 ini, saya juga belum check in, saya juga harus mencari suttle bus untuk pindah terminal, bagaimana ya mba tas saya ini, kalau saya tidak ke terminal 2 saya kapan lagi check in dan mengurus hal lainnya?" Lalu mba citilink memina nomor handphone saya dan meminta saya menunggu di terminal 2 katanya nanti temannya akan mengantarkan ke sana. Lalu aku selalu memegang handphone ku, makan malam pun tidak sempat, karena harus berjlaan menuju terminal sky train, menunggu sky train dan kemdian ke terminal 2. Aku lalu ke bagian informasi dan mba informasi menyarankan saya lansung ke emirates dan checkin. Aku lalu meninggalkan teman Aku dari TT Jakarta yang sudah baik menjemput Aku diterminal 1 hingga mengantar ke terminal 2, nama dia Ilham.
Setibanya di emirates, saya mencoba jelaskan semuanya.
Mas-mas emirates " wah kita tidak ada kerjasama mba dengan citilink, update dari citilink nya seperti apa mba? mba ada kertas kalim bagasi nya tidak?"
Aku : "wah tadi kertasnya diambil pak, katanya nanti orang citilink mengantarkan kesini, tapi ini pesawatnya baru mau landing pak"
mba mba emirates : "kita juga sudah mau ttutp check in bagasi 3 menit lagi, apakah mba mau terbang tanpa bagasinya itu, atau mengundur jadwal penerbangan?"
Aku : "saya tidak bisa lagi mba membeli tiket dan ini tiketnya juga langsung, saya juga harus sampai di bogota tanggal 21 mba"
Mas mas emirates : " ya sudah mba, kalau memang mau terbang bagasi yang ini saja dulu kemudian mba ttd perjanjian terbang tanpa bagasi, dimana ini bukan kesalahan pihak emirates"
Aku : "iya mas, kira2 kalau citilink nitip dipenerbangan lainnya bisa gak ya mas"
mas mas emirates : " kalau yang begitu kita hanya bisa sampai brazil mba, karena dr brazil ke bogota sudah bukan pihak emirates yang mengelola dan kita kemungkinannya nanti bagasi nya hilang kalau tidak ada yang mengurus ketika ke bogotanya"
aku : "berarti tidak bisa ya mas kalau dikirim dipenerbangan lain, ini masih sempat kan mas, tungguin ya mas sampe org citi linknya samoe"
mas mas emirates : "ada update dari pihak sana gak mba?"
aku : "ini bagasinya lagi loading mas dan lagi dicarikan"
mas mas emirates : " ya sudah mba kita beri waktu sampe 12.10 ya harus nyampe sini bagasinya"
aku : "baik mas, jadi saya tunggu dsni atau ke imigrasi dan ke gate dlu mas?"
mas mas emirates : " mba ke imigrasi dan langsung ke pesawat aja, dsni tulis nmr mba, passport boadrding pass, dll kita scan dlu ya mba" kemudian mas2 mengcopy dokumen2 lengkap
mba mba emirates : "mba mau ngapain ke bogota mba? mau belajar ya?"
aku : " iya mba, baju saya selama 4 bulan disana semua mba, saya gak tau sampe bogota nanti pake baju apa, saya cuma punya baju yg di badan saja lagi mba"
mas mas emirates : " ya sudah mba ke imigrasi dan langsung ke pesawat saja dlu, kita tungu dsni nanti bagasiny masuk manual saja karena sistem sudah tutup"
aku : " iya mas terimakasih banyak ya mas" kemudian menuji imigrasi dan ditanya2
kemudian menangis sepanjang gate, nelfon mama makin nangis lagi, sampe pintu depan pesawat maish nangis, pramugari bule cewe langsung bilang "oh no dear, jangan nangis"
mas mas citi nelfon : "mba saya diterminal dua mba dimana "
aku : "diterminal 2 mas, cepat pesawat saya mau take off"
mas mas citi " iya terminal 2 mana mbaaaaa"
aku : "mas kan tau saya naik emirates, tentunya di kebarangkan, keberangkan itu ada di lantai 2 , anda petugas bandara masa tidak tahu dimana?"
mas mas citi : " iya iya mba ini saya menuju kesana, mba nya dimana "
aku : " mas langsung ke emirates saja urus disana dan katakan dari citilink yang bagasinya tadi ketinggalan, saya sudah di pesawat"
beberapa menit kemudian tak ada kabar
lalu ada whatsapp dari mas mas citi mengirimkan foto bagasi saya dengan cap emirates, saya berhenti menangis dan langsung menflon orang tua saya
beberapa lama kemudian mas-mas emirates mendatangi syaa membeirkan kertas klaim bagasi baru yang berisi 2 bagasi.
Alhamdulillah
setelah waktu makan tiba, pramugari cantik mendatangi saya lagi dan duduk di bawah, "kamu kenapa menangis, oh dear please jangan nangis lagi yaa" terus gue explain soal semuanya, lalu dia bilang, "tenang sayang mereka akan mengirimkan bagasi mu dipenerbangan selanjutnya kalau memang belum sempat, jangan nangis lagi yaa"
Begitulah drama bagasi terjadi :'(
terimakasih kepada pihak emirates yang sangat sangat membantu dan baik sekali serta pelayanan yang sangat rama, terharu saya, sampe saya di dubai saja masih ditelfon buat make sure bagasi saya benar :'( terimakasih banyak pihak emirates di indonesia.
Oke perjalanan saya selanjutnya masih amat panjang, drama ini saja bisa membuat saya menangis dan tentunya banyak pelajaran yang saya dapat ambil. sampai jumpa dicerita saya selanjutnyaaaaaaa
See you!!!