Black Moustache

Jakarta - Dubai - Brazil - Bogota Perjalanan Tentang Bagasi yang Menghilang

Perjalanan saya baru sajadimulai, Jakarta - Dubai - Brazil - Bogota sendirian. Saya selalu memikirkan bagaimana nanti kalau saya tidak tahu terminal untuk penerbangan saya, bagaimana jika saya nyasar, bagaimana kalau saya kehilangan barang-barang saya, semua hal bercampur aduk sebelum saya berangkat, karena perjalanan saya kali ini benar-benar sendirian, sangat berbeda dengan perjalanan saya ke Thailand.

Perjalanan saya menuju dubai menempuh waktu sekitar 8 jam perjalanan, menggunakan emirates perjalanan saya terasa lancar, saya menikmati sekali penerbangan terjauh saya kali ini. Setelah mendarat di dubai, saya sebenarnya bingung harus apa dan bagaimana, semua orang sibuk kemana-mana, saya hanya melanjutkan langkah saya turun dari pesawat kemudian menaiki bus, kemudian bertanya harus kemana, semuanya membingungkan tapi cobalah untuk bertanya. melewati security check membuat saya juga gugup. Kemudian saya melihat arsitektur bangunan bandara dubai yang sangat begitu indah, bahkan di dalam bentuk liftnya saja terlihat bagus. Saya menaiki lift menuju gate saya berikutnya, sesampainya gate saya menunggu dan berjalan-jalan melihat banyak sekali brand brand ternama di bandara dubai. Setelah di panggil passport saya dan ticket saya di cek, kemudian pihak emirates berkata indonesia no need visa untuk ke brazil, lalu saya langsung disuruh menuju ke pesawat.

Perjalanan selanjutnya menuju Sao Paolo, Brazil. Karena bagasi saya langsung jadi saya tidak perlu mengklaim bagasi lalu saya langsung melanjutkan perjalanan ke Sao Paolo, Brazil. Perjalanan dari Dubai ke Sao Paolo menempuh waktu sekitar 13 jam. Duduk di pesawat sekitar 13 Jaaaaammmmmm, oh no :'( Selama diperjalanan kebanyakan saya mendengarkan musik, bermain game, atau nonton film, kemudian tertidur. Siklus yang membosankan tapi harus saya jalani. Setibanya di Sao Paolo, saya melalui secutiry check, mereka meminta passport dan boarding pass. Setelah saya tunjukkan, salah satu petugas tidak menggunakan bahasa inggris, bahasa yang digunakan di Brazil adalah bahasa portugis, saya pun tidak bisa sama sekali berbahasa portugis. Kemudian, saya diminta menunggu begitu lama hampir 30 menit, mungkin karena saya berkerudung dan di passport sayapun menggunakan kerudung, serta mereka mungkin juga bingung soal visa Indonesia - Brazil. Setelah lama menunggu, seorang petugas datang dan kemudian mencap passport saya. Saya pun menunggu di bandara Sao Paolo untuk penerbangan selanjutnya ke Bogota. Saya harus berada sekitar 16 jam di Bandara Sao Paolo, selama 16 jam di bandara saya bingung apa yang harus saya lakukan. Hal pertama kali yang saya lakukan adalah mencari wifi gratis, setelah itu saya update story, menghubungi orang tua, teman, dll. Setelah bosan dengan handphone saya karena wifi gratisnya telah berakhir dan tidak bisa digunakan lagi 24 jam ke depan, dimana wifi nya hanya sekitar 30 menitan. Saya pun mencoba berjalan-jalan berkeliling bandara, melihat orang makan membuat saya merasa semakin lapar, saya mencoba bertanya apakah bisa menggunakan dollar, ternyata mereka tidak menerima dollar melainkan real brazil. Kemudian, saya mencari tempat untuk duduk sekaligus tidur. Saya melihat banyak orang tidur dan duduk disuatu tempat, saya menuju kesana dan duduk sendirian. Setelah saya duduk, saya mengecek bawaan saya dan mengingat saya masih memiliki roti yang saya bawa dari Banjarmasin, saya pun memakannya dan menghematnya sedikit demi sedikit. Saya mendengarkan musik mencoba tetap tenang tanpa wifi. Akan tetapi saya merasa sangat sepi, lalu saya mencoba untuk mendaftar wifi dengan Credit Card. Setelah mendapatkan wifi, saya mencoba untuk mengontak teman-teman saya, orang tua, dan siapapun yang bisa saya hubungi untuk menghilangkan sepi saya.

Setelah bosan duduk-tiduran, saya mencoba berjalan-jalan. Kemudian tiba-tiba ada seorang lelaki yang menyapa saya. Awalnya beliau bertanya dimana terminal 3, kemudian saya mencoba memberi tahu sebisa saya. Setelah itu beliau bertanya darimana asal saya. Saya lalu memberitahu saya dari Indonesia. Ternyata beliau juga dari INDONESIAAAAAAA. WHAT A SMALL WORLD!!!! HAHAHA SO HAPPY. Saya merasa sangat happy bertemu dengan orang Indonesia di belahan dunia yang sangat jauh dari negara saya. Setelah itu beliau menjelaskan beliau di Sao Paolo untuk bekerja selama dua minggu dan saya merasa sangat bangga bisa bertemu orang Indonesia.

Setelah itu saya mencari tempat untuk check in ke Bogota, awalnya saya bingung kemana saya harus pergi, bertanya juga tidak ada yang mengerti dan tidak ada yang bisa bahasa inggris. Jadi saya hanya mencoba untuk mengikuti arahan yang ada. Sesampainya ditempat check in saya bertemu dengan salah satu penerima beasiswa, dia bertanya apakah saya penerima beasiswa yang sama, ya ternyata kita sama. Setelah itu kita menjadi teman, di terminal selanjutnya saya bertemu dengan penerima beasiswa lain, dari Laos, Thailand, Malaysia, dan teman saya sebelumnya dari New Zealand. Kemudian saya dan teman saya dari Laos merasa sangat lapar, kita memutuskan ingin membeli makanan, tapi mereka tidak bisa menggunakan bahasa inggris dan tidak menerima dollar. Lalu kami hanya menahan lapar, tapi karena kita tidak tahan lagi, dia memutuskan menukar dollarnya di bandara. Saya memutuskan memakai credit card untuk membeli makanan.

Setelah beberapa lama pesawat kami take off, saya tiba di bogota setelah 5 - 6 jam kemudian. Menunggu bagasi begitu lama tapi tidak ada bagasi yang datang, saya bersama 8 teman dari Thailand Laos dan New Zealand. Kami kehilangan bagasi kami , dan ini yang kedua kalinya saya kehilangan bagasi saya. Kali ini saya tidak menangis dan tidak menelfon orang tua saya lagi, karena kali ini bukan saya sendiri, kali ini banyak yang merasa hal yang sama seperti saya, saya merasa kuat dan tidak ingin menangis.

Setelah 1 jam lebih, kita dengan terpaksa meninggalkan bandara, kemudian mengurus semuanya dengan koordinator kami yang tampan bernama Diogenes. Pada saat di Bandara kami bertemu dengan dosen salah satu teman kami dari Thailand, dia sangat baik dan ramah sekali. Saya merasa benar-benar di Colombia saat itu. Saya juga merasa sangat bahagia setelah sampai di Bogota. Setelah itu kami menuju hotel dan berisitirahat.




  

Share:

0 komentar